Jumat, 18 April 2014

Saat Gempa Bengkulu Tahun 2007


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia hampir selalu menimbulkan korban jiwa. Namun dapat dipastikan bahwa korban jiwa tersebut bukan diakibatkan secara langsung oleh gempa, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan bangunan pada saat terjadi gempa. Runtuhnya bangunan saat terjadi gempa akan menimpa orang yang berada didalamnya sehingga dapat menimbulkan luka-luka bahkan kematian. Hal tersebut menjadikan meningkatnya kebutuhan bangunan untuk perumahan terutama bangunan tahan gempa. Dengan bangunan tahan gempa maka korban jiwa akibat adanya gempa dapat diminimalkan. Meningkatnya kebutuhan bangunan untuk perumahan, terutama untuk bangunan tahan gempa mendorong timbulnya kebutuhan akan suatu rancangan struktur bangunan tahan gempa yang ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien tanpa mengurangi kekakuan antar komponen struktur bangunan.

Beberapa konsep pembangunan rumah tahan gempa mengacu dalam SNI 03-1726-2002 dan tata cara perhitungan struktur beton SNI 03-2847-2002, sehingga didapatkan struktur rumah cepat dan tahan gempa yang efektif dan efisien. Kemampuan Serviceability Limit Stress (SLS) atau kondisi batas layan, dimana terjadi gempa kecil tidak runtuh pada periode gempa 50-tahunan. Ataupun dengan melakukan Damage control atau kondisi batas kerusakan, yaitu boleh terjadi kerusakan tetapi dapat juga direpair pada saat pasca gempa. Sehingga bangunan struktur rumah cepat dan tahan gempa memberikan kontribusi pada keselamatan atau batas keselamatan (safety margin), dengan memperhatikan daktilitas dan kekuatan struktural hubungan Balok Kolom. Hal ini yang menjadikan kami mebuat paper tentang pengertian dan sebab akibat gempa untuk berbagi ilmu pengetahuan, sehingga diharapkan siapapun yang membaca paper ini dapat menambah ilmu yang dimilikinya. Dalam paper ini, penulis hanya membatasi mengenai pengertian gempa dan sebab akibat terjadinya gempa, sehingga mampu memberikan suatu “solusi” dalam keadaan yang disebutkan di atas.

1.1     Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah :
a.         Apakah Pengertian Gempa ?
b.         Bagaimana Sebab dan akibat Gempa  ?
                                      
1.2             Tujuan
a.       Mengetahui pengertian Gempa.
b.       Mengetahui sebab dan akibat Gempa.


          Rek. Gempa II                                                                      Asep Agung


BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1   Pengertian Gempa
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut siesmograf.

2.1.1 Klasifikasi Gempa
·         Berdasarkan Penyebabnya
1).   Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan            kedudukan lapisan batuan yang mengakibatkan adanya     pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.
2).   Gempa Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas   magma             dalam lapisan bawah permukaan bumi.
3).   Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pada terowongan bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Runtuhan terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan   getaran yang kuat.

·         Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
1).   Gempa Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.
2).   Gempa Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya tidak terlalu dalam dan jauh dari permukaan     bumi     berada sekitar 100-300 km di bawah permukaan laut.
3).   Gempa Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya   sangat jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah    permukaan air laut.

·         Berdasarkan Jarak Episentrum
1).   Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat   gempa berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan   yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat saja.
2). Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada   permukaan bumi dan getarannya dirasakan hingga daerah yang   jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila  memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan guncangan yang kuat.
3).   Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada  permukaan bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah  yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan guncangan yang   dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas
.
·         Berdasarkan Bentuk Episentrum
1).   Gempa Sentra l: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik.Gempa yang dirasakan pada daerah setempat.
2).   Gempa Linier : gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
·         Berdasarkan Letak Episentrum
1).   Gempa Laut: gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar  laut. Gempa ini terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.
2).   Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng benua.

Rek. Gempa II                                                                      Asep Agung  

BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Studi Kasus
https://thephenomena.files.wordpress.com/2010/05/gempa_bengkulu_12_sep_2007.jpg?w=547Bengkulu Merupakan sebuah wilayah yang luasnya mencapai kurang lebih 1.978.870 hektar yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang 525 kilometer, terletak pada bagian Barat dan merupakan dataran rendah yang relatif sempit, memanjang dari Utara ke Selatan serta diselang-selingi daerah yang bergelombang, sedangkan  pada bagian Timur berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur. Namun pada tanggal 12 September 2007 terjadi serangkaian gempa yang mengguncang daerah Bengkulu dan sekitarnya tepatnya di Palung Jawa, di lepas pantai Bengkulu, Sumatra, Indonesia. Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami di pantai-pantai Samudra Hindia.
Gempa awal memiliki kekuatan 8.4 Mw atau 7.9 SR, terjadi pada tanggal 12 September 2007 pukul 18.10 WIB. Pusat gempa terletak kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibukota Jakarta. Gempa utama ini diikuti oleh serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan sekitar  5 through 6 Mw pada patahan yang sama. Gempa utama tersebut juga disusul dengan gelombang pasang yang kemudian membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 meter.
Gempa besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8  Mw,  pada 13 September (WIB) di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT - 188 km dari Padang, Sumatera Barat, di kedalaman 10 km. Gelombang pasang yang terjadi di Thailand dan pengamatan ilmiah lainnya di Samudra Hindia setelah gempa kedua ini memicu peringatan tsunami kedua, ( menurut letak episentrum termasuk kedalam gempa laut dengan kedalaman dangkal ).

https://thephenomena.files.wordpress.com/2010/05/gempa_bengkulu.jpg?w=5473.2   Penyebab terjadinya gempa Bengkulu 2007
Rounded Rectangle: Zona tumbukan 10 KmGempa yang terjadi di 159 km Barat Daya Bengkulu tanggal 12 September 2007 dengan kedalaman 10 km itu karena penunjaman lempeng Samudera Hindia ke bawah Palung Sunda yang berada tepat di bawah Pulau Sumatera. Gerakan ini arahnya dari selatan ke utara namun sudut penunjamannya yang landai, jadi untuk menimbulkan tsunami butuh energi yang lebih besar, gempa Bengkulu hanya 10 persen dari kekuatan gempa Aceh dan titik pusatnya hanya 10 km di bawah permukaan laut, sehingga belum mencapai lantai samudera Dengan kedalaman 10 km, gempa Bengkulu dipengaruhi oleh adanya faktor sudut penunjaman lempeng Samudera Hindia yang landai. Berdasarkan penyebabnya maka gempa Bengkulu termasuk kedalam gempa tektonik.

3.3   Akibat Terjadinya Gempa Bengkulu 2007
Gempa yang berkekuatan 7.9 SR ini menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunan, muka bumi (retak, longsor, merosot) dan lingkungan. Mampu menyebabkan tsunami, yaitu gelombang tinggi dan menghancurkan ketika mendekati dan mencapai garis pantai. Korban dari gempa tersebut sekitar 35 orang tewas dan 200 org mengalami luka-luka begitupun bangunan yang rusak akibat gempa ini terdiri dari kantor-kantor pemerintahan kota Bengkulu, sekolah-sekolah, jalan yang retak dan mencapai 352 rumah warga yang mengalami kerusakan.
Berikut beberapa contoh bangunan yang rusak akibat gempa tersebut :
      
 








3.1 Sekolah Dasar di Desa Dusun Rajo, Bengkulu







                Rek. Gempa II                                                                                    Asep Agung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar