BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Gempa
bumi yang sering terjadi di Indonesia hampir selalu menimbulkan korban jiwa.
Namun dapat dipastikan bahwa korban jiwa tersebut bukan diakibatkan secara
langsung oleh gempa, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan bangunan pada saat
terjadi gempa. Runtuhnya bangunan saat terjadi gempa akan menimpa orang yang
berada didalamnya sehingga dapat menimbulkan luka-luka bahkan kematian. Hal
tersebut menjadikan meningkatnya kebutuhan bangunan untuk perumahan terutama
bangunan tahan gempa. Dengan bangunan tahan gempa maka korban jiwa akibat
adanya gempa dapat diminimalkan. Meningkatnya kebutuhan bangunan untuk
perumahan, terutama untuk bangunan tahan gempa mendorong timbulnya kebutuhan
akan suatu rancangan struktur bangunan tahan gempa yang ekonomis dan dapat
dilaksanakan dengan cepat dan efisien tanpa mengurangi kekakuan antar komponen
struktur bangunan.
Beberapa
konsep pembangunan rumah tahan gempa mengacu dalam SNI 03-1726-2002 dan tata
cara perhitungan struktur beton SNI 03-2847-2002, sehingga didapatkan struktur
rumah cepat dan tahan gempa yang efektif dan efisien. Kemampuan Serviceability
Limit Stress (SLS) atau kondisi batas layan, dimana terjadi gempa kecil tidak
runtuh pada periode gempa 50-tahunan. Ataupun dengan melakukan Damage
control atau kondisi batas kerusakan, yaitu boleh terjadi kerusakan tetapi
dapat juga direpair pada saat pasca gempa. Sehingga bangunan struktur rumah
cepat dan tahan gempa memberikan kontribusi pada keselamatan atau batas
keselamatan (safety margin), dengan memperhatikan daktilitas dan kekuatan
struktural hubungan Balok Kolom. Hal ini yang menjadikan kami mebuat
paper tentang pengertian dan sebab akibat gempa untuk berbagi ilmu pengetahuan,
sehingga diharapkan siapapun yang membaca paper ini dapat menambah ilmu yang
dimilikinya. Dalam paper ini, penulis hanya membatasi mengenai pengertian gempa
dan sebab akibat terjadinya gempa, sehingga mampu memberikan suatu “solusi”
dalam keadaan yang disebutkan di atas.
1.1 Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dibahas adalah :
a.
Apakah
Pengertian Gempa ?
b.
Bagaimana
Sebab dan akibat Gempa ?
1.2
Tujuan
a.
Mengetahui
pengertian Gempa.
b.
Mengetahui
sebab dan akibat Gempa.
BAB II
TINJAUAN
UMUM
2.1
Pengertian Gempa
Gempa Bumi atau seisme banyak
diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di permukaan bumi yang
terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga diartikan
sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena
gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti
gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari
dalam bumi. Getaran gempa
biasa dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa
bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur
setiap getaran yang terjadi disebut siesmograf.
2.1.1 Klasifikasi Gempa
·
Berdasarkan Penyebabnya
1). Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena
perubahan kedudukan lapisan
batuan yang mengakibatkan adanya pergerakan
lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.
2). Gempa Vulkanik: gempa yang terjadi karena
adanya aktivitas magma dalam lapisan bawah permukaan bumi.
3). Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi karena
adanya runtuhan pada
terowongan bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Runtuhan
terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan getaran yang kuat.
·
Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
1). Gempa Dangkal:
gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya
rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan
laut sampai pada titik pusat gempa berada.
2). Gempa
Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya
tidak terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi
berada sekitar 100-300 km di bawah
permukaan laut.
3). Gempa Dalam:
gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya sangat jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di
bawah permukaan air laut.
·
Berdasarkan Jarak Episentrum
1). Gempa
Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa
berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat saja.
2). Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya
dirasakan hingga daerah yang jauh
dari titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar
sehingga mengakibatkan guncangan
yang kuat.
3). Gempa Sangat
Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan
bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga
menimbulkan guncangan yang dahsyat
dan mencakup wilayah yang sangat luas
.
·
Berdasarkan Bentuk Episentrum
1). Gempa Sentra l:
gempa yang episentrumnya berupa suatu titik.Gempa
yang dirasakan pada daerah setempat.
2). Gempa Linier :
gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa
ini dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
·
Berdasarkan Letak Episentrum
1). Gempa Laut:
gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa ini
terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar
laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.
2). Gempa Darat:
gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi
atau daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng benua.
Rek. Gempa II Asep Agung
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus
Bengkulu Merupakan sebuah wilayah yang luasnya mencapai kurang lebih 1.978.870
hektar yang berbatasan
langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang 525 kilometer,
terletak pada bagian Barat dan merupakan dataran rendah yang relatif sempit,
memanjang dari Utara ke Selatan serta diselang-selingi daerah yang
bergelombang, sedangkan pada bagian Timur berbukit-bukit dengan dataran
tinggi yang subur. Namun pada tanggal
12 September 2007 terjadi serangkaian gempa yang mengguncang daerah Bengkulu
dan sekitarnya tepatnya di Palung Jawa, di lepas pantai Bengkulu, Sumatra, Indonesia. Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami di pantai-pantai Samudra
Hindia.
Gempa awal memiliki kekuatan 8.4 Mw atau 7.9 SR, terjadi pada tanggal 12
September 2007 pukul 18.10 WIB. Pusat gempa terletak kira-kira
10 km di bawah tanah, sekitar 105 km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibukota Jakarta. Gempa utama ini diikuti oleh serangkaian gempa
susulan, yang berkekuatan
sekitar 5 through 6 Mw pada patahan yang sama. Gempa utama
tersebut juga disusul dengan gelombang pasang yang kemudian membanjiri
sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 meter.
Gempa besar kedua
terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw, pada 13
September (WIB) di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT - 188 km dari Padang, Sumatera
Barat, di kedalaman 10
km. Gelombang pasang yang terjadi di Thailand dan pengamatan ilmiah lainnya di Samudra
Hindia setelah gempa
kedua ini memicu peringatan tsunami kedua, ( menurut letak episentrum termasuk
kedalam gempa laut dengan kedalaman dangkal ).
Gempa yang terjadi di 159 km Barat Daya Bengkulu tanggal
12 September 2007 dengan kedalaman 10 km itu karena penunjaman
lempeng Samudera Hindia ke bawah Palung Sunda yang berada tepat di bawah Pulau
Sumatera. Gerakan ini arahnya dari selatan ke utara namun sudut penunjamannya
yang landai, jadi untuk menimbulkan tsunami butuh energi yang lebih besar,
gempa Bengkulu hanya 10 persen dari kekuatan gempa Aceh dan titik pusatnya
hanya 10 km di bawah permukaan laut, sehingga belum mencapai lantai samudera
Dengan kedalaman 10 km, gempa Bengkulu dipengaruhi oleh adanya faktor sudut
penunjaman lempeng Samudera Hindia yang landai. Berdasarkan penyebabnya maka
gempa Bengkulu termasuk kedalam gempa tektonik.
3.3 Akibat Terjadinya Gempa Bengkulu 2007
Gempa
yang berkekuatan 7.9 SR
ini menyebabkan kerusakan yang parah
pada bangunan, muka bumi (retak, longsor, merosot) dan lingkungan. Mampu
menyebabkan tsunami, yaitu gelombang tinggi dan menghancurkan ketika mendekati
dan mencapai garis pantai. Korban dari gempa tersebut sekitar 35 orang tewas
dan 200 org mengalami luka-luka begitupun bangunan yang rusak akibat gempa ini
terdiri dari kantor-kantor pemerintahan kota Bengkulu, sekolah-sekolah, jalan
yang retak dan mencapai 352 rumah warga yang mengalami kerusakan.
Berikut beberapa contoh bangunan
yang rusak akibat gempa tersebut :
3.1 Sekolah Dasar di Desa Dusun
Rajo, Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar